Mahathir Insan Celaru. UMNO Parti Keliru

Tun Mahathir Mohamad mungkin antara manusia yang paling celaru fikirannya masakini. Manakala UMNO adalah parti yang nyata dan kerap keliru dengan tindakan dan amalan mereka. Dalam era negara-negara lain berbangga mempromosi serta memartabatkan budaya dan bahasa masing-masing, pemimpin UMNO memandang sepi dan menambah lesukan penggunaan bahasa sendiri.

Saya adalah antara pelajar yang berada dalam aliran inggeris sepanjang tempoh 16 tahun bergelar sebagai penuntut, tetapi saya tetap berbangga dan selesa dengan bahasa ibunda saya. Anak keempat saya berada dalam aliran Melayu (termasuk mata pelajaran Maths dan Sains) semasa di sekolah berasrama penuh dan hari ini menuntut di Amerika. Tidak timbulpun masalah untuk beliau memahami syarahan kuliah dan berkomunikasi dengan rakan-rakannya di sana. Justeru atas alasan apakah Tun Mahathir dan pengikut tegarnya masih hendak meneruskan pengajaran dan pembelajaran sains dan maths dalam bahasa Inggeris? Mahathir insan yang celaru masakini telah menggelirukan umno yang sememangnya telah lama keliru.

Sekarang baca petikan berikut:

KOTA MELBOURNE, KOMPAS.com - Bahasa Indonesia menjadi salah satu mata pelajaran bahasa yang ditawarkan di beberapa sekolah di Australia. Sejumlah siswa yang memilih pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah mereka bahkan tertarik juga belajar kebudayaan dan berkunjung ke Indonesia.

“Saya tertarik ingin tahu kebudayaan Indonesia. Suatu saat nanti saya berharap bisa ke Indonesia. Saya mau berenang di pantainya,” ujar Michael Winn, siswa kelas XII di Carey Baptist Grammar School Melbourne.

Dalam kunjungan ke sejumlah sekolah di Melbourne dan Brisbane yang didukung oleh Australian Education International (AEI) di Indonesia awal Juni lalu, Kompas berkesempatan melihat proses belajar Bahasa Indonesia bagi siswa SD, SMP, dan SMA Australia. Pilihan pelajaran Bahasa Indonesia ternyata cukup diminati siswa Australia, di samping bahasa Perancis, Jerman, dan Mandarin.

Fiona Hudghton, Kepala Departemen Bahasa di Ferny Grove State School, mengatakan, Bahasa Indonesia sudah diajarkan di sekolah itu sekitar delapan tahun lalu. Pelajaran bahasa dengan pilihan Bahasa Indonesia dan Jerman wajib diikuti siswa kelas VIII. Sekitar 40 persen siswa memilih untuk belajar Bahasa Indonesia. — Sumber: Kompas

No comments

Powered by Blogger.