Panas! Kompas tak tarik balik: Muslihat di sebalik permohonan maaf dengan Najib

Kuek Ser Kuang Keng

Ahad lalu, harian terkenal Indonesia Kompas memohon maaf kepada Perdana Menteri Datuk Seri Najib Abdul Razak berhubung laporan yang diterbitkan mengenai dirinya dan isterinya, Datin Seri Rosmah Mansor.

Namun, permohonan maaf itu didapati hanya diselitkan dalam satu wawancara dengan Najib. Malaysiakini juga difahamkan bahawa ia juga dilakukan pada saat-saat terakhir oleh pengurusan tertinggi Kompas.

Artikel pedas, yang menjadi kontroversi itu bertajuk 'Istri PM Najib dan Cincin 24 Juta Dollar'. Ia disiarkan pada isu Kompas 4 Ogos lalu tetapi dengan mudahnya boleh dilayari di versi Internet di Malaysia.

Nooryana Najwa Najib and Daniyar NazarbayevAntara lain, artikel itu mengaitkan Rosmah dengan pembelian kontroversi sebentuk cincin bernilai RM24 juta, dan mendakwa bakal besan Rosmah, Maira Nazarbayev, mempunyai hubungan dengan "mafia Rusia".

Maira Nazarbayev dari Kazakhstan adalah ibu kepada Daniyar Nazarbayev yang telah bertunang dengan Nooryana Najwa, anak gadis Najib dan Rosmah.

Kompas juga dalam laporannya itu menyifatkan Rosmah sebagai menjalani "kehidupan yang penuh kontroversi", dan mengaitkannya dengan Perimekar, syarikat yang dikatakan telah menerima komisen jutaan ringgit berikutan penjualan kapal selam Scorpene.

Menurut penulis, perjanjian yang mencurigakan itu antara faktor yang membawa kepada pembunuhan wanita warga Mongolia Altantuya Shaariibuu pada tahun 2006.

Menyedari artikel berkenaan mampu memberi kesan dan menjejaskan reputasi Najib, dua penasihat perhubungan awam tidak rasmi Najib - seorang daripada mereka dikaitkan dengan konglomerat Indonesia - bertindak segera mententeramkan keadaan - dengan meminta Kompas memohon maaf.

Menurut sumber Malaysiakini, permohonan maaf yang dituntut oleh Pejabat Perdana Menteri (PMO) pada mulanya ditolak oleh editor Kompas yang bertegas mempertahankan artikel mereka, khususnya berhubung dakwaan kegiatan kongsi gelap Maira, yang juga boleh dilayari secara meluas di Internet.

Dua penasihat itu kemudiannya mengancam mengugut Kompas dengan tindakan undang-undang, tetapi ini juga gagal untuk menundukkan akhbar Indonesia yang berpengaruh itu.

Kompas, bagaimanapun bersetuju membuka ruang kepada Najib untuk menjawap dan menangkis segala tuduhan dengan menghantar editor antarabangsa, Jimmy Harianto bagi menemubual Najib di Putrajaya pada Khamis lalu.

Bagiamanapun pada Ahad lalu, agensi berita nasional Bernama mengesahkan bahawa Kompas telah meminta maaf kepada Najib.

Setakat ini, mengapa Kompas membuat pusingan U pada saat-saat terakhir belum jelas tetapi menurut sumber, keputusan berkenaan telah dibuat dalam keadaan "situasi luar biasa".

Namun, akhbar itu jelas tidak membuat permohonan maaf secara penuh - ia boleh diibaratkan sebagai 'permohonan maaf separuh'.

Malah, permohonan maaf itu diselitkan pada perenggan 10 di halaman 10 akhbar itu dalam laporan yang bertajuk 'PM Najib Razak: Demokrasi Juga Terjadi di Malaysia'.

Artikel wawancara dengan Najib itu memetik perdana menteri Malaysia itu menafikan dakwaan dalam artikel Kompas sebelum ini dan diikuti dengan permohonan maaf satu ayat yang berbunyi: “Atas pemberitaan tersebut, Pemimpin Redaksi Kompas Rikard Bagun, Sabtu (20 Ogos) di Jakarta, secara khusus menyatakan permintaan maafnya kepada Ketua Kerajaan dan Keluarga."

Selain menerbitkan penafian Najib, akhbar itu juga tidak menyatakan bahawa dakwaan dalam artikelnya itu adalah tidak benar. Malah Kompas juga tidak menarik semula balik artikel, yang didakwa menghina Najib dan isterinya itu.

Namun, di Malaysia, media arus perdana mencanang-canangkan permohonan maaf itu dan menyiarkannya di halaman utama mereka.

RUJUK

Istri PM Najib dan Cincin 24 Juta Dollar

Egidius Patnistik | Kamis, 4 Agustus 2011 | 08:18 WIB

http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2011/08/04/0817346p.jpg

Datin Sri Rosmah Mansor, istri Perdana Menteri Malaysia Mohamad Najib bin Tun Haji Abdul Razak dituduh punya cincin berlian senilai 24 juta dollar AS.

DALAM sepekan terakhir terjadi saling serang dan pembelaan antara media kubu oposisi dan media pro-pemerintah terkait kepemilikan cincin berlian senilai 24 juta dollar AS (setara Rp 203 miliar) dengan Datin Sri Rosmah Mansor, istri Perdana Menteri Malaysia Mohamad Najib bin Tun Haji Abdul Razak.

Jumat (29/7), Datin Sri Rosmah Mansor muncul dan mengungkapkan bantahan di harian berbahasa Inggris, The Star, yang menyatakan tuduhan itu adalah fitnah dan tidak berdasar. Sejumlah foto pemberitahuan bea cukai (Kastam Malaysia) atas impor cincin berlian senilai lebih dari 24 juta dollar AS dari pialang berlian kelas dunia, Jacob and Co, di New York, AS, dan nama pengekspor atas nama Datin Sri Rosmah Mansor beredar luas di internet. Bantahan Datin Rosmah menghiasi halaman favorit di situs Thestaronline.com. Rosmah menduga ada pihak yang memanfaatkan namanya dikaitkan dengan cincin berlian yang harganya selangit itu.

Perusahaan Jacob and Co yang namanya dikaitkan dengan berlian ratusan miliar rupiah itu pun dikenal kontroversial. Penulis di situs Themalaysianinsider.com, Yow Hong Chieh, mencatat, Jacob Arabo, seorang Yahudi asal Uzbekistan, pemilik Jacob and Co, berulang kali ditangkap aparat karena diduga terlibat pencucian uang hasil kejahatan.

Kontroversi Datin Rosmah

Kehidupan Datin Sri Rosmah Mansor memang penuh kontroversi. Perusahaan Rosmah, Perimekar Sendirian Berhad (Sdn Bhd), diketahui Parlemen Malaysia menerima uang jasa 100 juta euro (sekitar Rp 1,2 triliun) atas pembelian kapal selam Scorpene buatan Perancis.

Pertengahan Juli, pengacara Perancis, William Bourdon, yang mewakili sejumlah aktivis pro-Demokrasi Malaysia, menggugat Perimekar Sdn Bhd atas dugaan suap dan korupsi dalam kasus kapal selam Scorpene. Ia ditahan imigrasi Malaysia, lalu dideportasi. Tindakan itu memicu protes dari penggiat hak asasi manusia di Malaysia, seperti lembaga Suara Rakyat Malaysia (Suaram).

Kasus pembelian kapal selam Perancis, pesawat tempur jet Rusia, dan persenjataan lain diduga mengakibatkan pembunuhan model asal Mongolia, Altantuya Shaarribuu, bulan April 2006. Altantuya, putri seorang profesor di Ulan Bator, diketahui memiliki hubungan khusus dengan Abdul Razak Baginda, penasihat pribadi PM Najib Razak.

Altantuya yang fasih berbahasa Rusia dan sejumlah bahasa asing, menurut pihak oposisi, mengerti betul seluk-beluk pembelian senjata yang digunakan Angkatan Tentera Diraja Malaysia itu. Karena menuntut terlalu banyak, akhirnya ia ditembak mati, lalu tubuhnya diledakkan. Situs berita Singapura, Channelnewsasia.com, pada 9 April 2009 melaporkan, dua polisi, Azilah Hadri dan Sirul Azhar Umar, dijatuhi hukuman mati karena menjadi eksekutor Altantuya. Namun, auktor intelektualis dan dugaan korupsi pembelian senjata tidak pernah disidangkan hingga pihak oposisi Malaysia mengajukan gugatan di Pengadilan Paris, Perancis.

Kontroversi lain yang melingkupi Datin Rosmah adalah hubungannya dengan calon besan bernama Maira Nazarbayev asal Kazakhstan. Maira Nazarbayev yang memiliki gaya hidup ala Imelda Marcos konon memiliki kaitan dengan Organisatziya atau mafia Rusia. Maira Nazarbayev kerap bepergian bersama Datin Rosmah.

Mungkinkah kasus cincin berlian 24 juta dollar AS ini nanti menjadi pintu perubahan dan demokratisasi Malaysia? Hanya rakyat Malaysia sendiri yang menentukan. (Iwan Santosa)

RUJUK


PM Najib Razak: Demokrasi Juga Terjadi di Malaysia

No comments

Powered by Blogger.