Anwar: Media Malaysia Jadikan Saya Orang Paling Menjijikkan

Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim menghadiri acara Silaturahmi dengan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan sejumlah organisasi masyarakat (ormas) di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Sabtu (6/9). Mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia menetapkan batas waktu Selasa (16/9) mendatang untuk merebut tongkat kursi pemerintahan dari PM Abdullah Ahmad Badawi
Sabtu, 6 September 2008 | 17:33 WIB

JAKARTA, SABTU - Anwar Ibrahim mengaku tak gentar menghadapi kemungkinan adanya isu baru yang akan digulirkan pemerintahan PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi, menjelang batas waktu yang ditetapkannya untuk menggulingkan Badawi.

Beberapa waktu lalu, mantan Deputi PM Malaysia itu diserang isu melakukan sodomi terhadap bawahannya. Media Malaysia yang bekerja dibawah kendali pemerintah berkuasa, menurut Anwar selalu memberitakan hal-hal yang menyudutkan dirinya.

Bagi Anwar, media internasional termasuk Indonesia justru lebih banyak memberikan dukungan kepadanya. "Media internasional banyak membantu dalam keadaan media Malaysia yang menyudutkan saya. Menjadikan saya orang paling jijik di dunia, dengan skandal seks, agen AS, alat China dan lain-lain. Tapi media internasional banyak membantu saya," kata Anwar di Jakarta, Sabtu (6/9).

Meski demikian, Anwar mengaku akan tetap menghormati pers Malaysia seandainya ia berhasil merebut kursi perdana menteri dari genggaman Badawi. "Saya sebaik mungkin akan menghormati pers yang bebas," tegasnya.

Mengenai kemungkinan adanya isu lain yang akan beredar, Anwar mengatakan tak akan terpengaruh dan akan tetap meneruskan agenda reformasi yang disiapkannya. "Saya takut kalau saya salah. Karena ini rencana jahat, orang yang memfitnah harus tanggung jawab. Tapi kita jangan meremehkan wisdom rakyat. Isu yang kemarin itu (sodomi) diberitakan berhari-hari di media dan TV Malaysia tapi masyarakat menolak secara luas," kata Anwar.

No comments

Powered by Blogger.