Harta yang Halal

Rasulullah SAW bersabda: "Akan tiba suatu zaman di mana orang tidak peduli lagi terhadap harta yang diperoleh, apakah ia halal atau haram." (HR Bukhari).

Empat belas abad lebih, setelah Rasulullah menyatakan hadist ini, kini kita sedang menyaksikan sebuah kenyataan dimana orang sangat berani melakukan rasuah, penipuan, penggelembungan nilai projek, pemerasan, penyuapan,barang tiruan dsb. Sehingga banyak orang yang menjadi korban kerananya. Bahkan tak jarang orang mengatakan "mencari yang haram aja sulit apalagi yang halal".

Allah SWT sebenarnya telah memanggil hamba-Nya yang mukmin untuk mencari harta yang halal dan tidak makan kecuali yang halal: "Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik, yang Kami berikan kepadamu, dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu benar-benar menyembah kadapa-Nya (QS. 2:172). Dalam ayat lain Allah berfirman: "Wahai manusia! Makanlah yang halal dan baik dari makanan yang ada di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan,sungguh setan itu musuh yang nyata bagimu (QS. 2:168).

Ada beberapa hal yang bisa disimpulkan dari ayat-ayat di atas:

Allah yang menciptakan manusia tentu Dialah yang paling tahu apa yang terbaik bagi manusia. Barang-barang yang Allah haramkan itu bisa dipastikan bila dilanggar akan merusak tubuh kita. Dan kita telah menyaksikan betapa orang yang korupsi, meski sedikit, telah menghancurkan negara dan nasib berjuta rakyat, sebagaimana orang yang mabuk-mabukan telah merusak dirinya, akalnya, dan masa depannya.

Harta yang haram ada dua macam: pertama, haram secara zat, seperti daging babi, bangkai, meniuman yang memabukkan. Kedua, haram secara proses pendapatan, seperti harta hasil korupsi, curian, judi, penipuan, dsb. Kedua macam harta ini sama-sama membawa malapetaka bagi manusia dan kemanusiaan.

Memperoleh harta secara halal adalah perjuangan yang sangat mulia, karena pada ayat di atas, Allah menganggapnya sebagai ekspresi keimanan dan bukti mensyukuri nikmat-Nya.
Rasulullah SAW pernah bercerita tentang seorang yang sedang dalam perjalanan panjang, rambutnya kusut, pakaiannya kotor, ia menadahkan kedua tangannya ke langit seraya berkata: Ya Rabb! Ya Rabb! Sedangkan makanan, minuman, dan pakaiannya haram. Mana mungkin, kata abi, permohonannya akan dikabulkan oleh Allah (HR Muslim). Ketika menyebut hadist ini Ibnu Katsir mengatakan: makanan halal adalah penyebab diterimanya doa dan ibadah, sebagaimana makanan haram penyebab ditolaknya doa dan ibadah.

Mengingat saat ini begitu banyak makanan yang terkontaminasi oleh zat yang diharamkan, bahkan coklat dan ice cream sekalipun, maka sudah selayaknya kita lebih memperhatikan siapa produsen/pededagang nya, apakah ada label/sertifikat halal atau tidak, dan bagaimanana komposisinya. Semoga kita diberikan kelapangan dan kekuatan oleh Allah untuk mendapatkan rizki dengan jalan yang halal. Dan semoga kita juga bisa saling mengingatkan ketika akan mengkonsumsi makanan maupun minuman sehingga terhindar dari zat yang diharamkan.

Best Regard
Erwin Arianto,SE

No comments

Powered by Blogger.